Gejala Bahasa Pleonasme



Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur saya ucapkan kehadapan ida
sang hyang widhi , karena berkat dan rahmatnyalah saya bisa
bekerja dan berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
”penggunaan gejala bahasa pleonasme di harian bali post”
tepat pada waktunya .

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk mengulas
gejala bahasa pleonasme yang digunakan dalam harian bali post
. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
bapak Drs I Wayan Subaker M.Hum selaku dosen mata kuliah
bahasa indonesia dan memberikan tugas didalam pembuatan makalah
ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu saran dan kritik yang konstuktif dari
pembaca sangat saya harapkan demi perbaikan dan pembuatan
makalah selanjutnya . Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
. Akhir kata saya ucapkan terimakasih .

Tabanan ,01 novenber 2009
penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Semua orang memiliki bahasa tersendiri ,setiap bangsa atau
negara memiliki bahasa yang beslainan . Bahasa adalah sistem
lambang yang bersifat manasuka yang digunakan oleh masyarakat
untuk mengadakan komunikasi dari hasil perjanjian masyarakat
pemakainya .

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang hanya dipakai oleh warga
negara indonesia . Sekaligus sebagai bahasa persatuan.

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan
norma kemasyarakatan yang berlaku, menurut situasi resmi maupun
tidak resmi . Sedangkan bahasa indonesia yang benar yaitu
bahasa yang sesuai denan kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang
berlaku ,baik ejakan ,pembentukan kata , pembentukan kalimat,
pembentukan paragraf dan penalaran . Jadi yang dimaksud dengan
bahasa indonesia yang baik dan benar artinya bahasa Indonesia
yang digunakan dalam situasi yang resmi baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan .

1.1 Latar belakang

Didalam pemakaian bahasa indonesia sehari-hari banyak kita
dengar dan baca . Ternyata masih banyak kata-kata yang rancu
maupun kata-kata yang berlebihan . Pengucapan atau penulisan
bahasa tersebut secara sadar dan tidak sadar . Kata-kata yang
berlebihan ini sebenarnya tidak perlu ditambahkan , tetapi
kadang-kadang untuk memperjelas suatu kata atau kalimat. Untuk
meluruskan penggunaan gejala bahasa tersebut .

1.2 Rumusan masalah

Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada bab pembahasan
antara lain :

1.2.1 Apa saja jenis-jenis bahasa pleonasme di dalam harian
bali post ?
1.2.2 Faktor apa yang menyebabkan bahasa pleonasme ?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Makalah ini secara umum untuk memberikan pemahaman ,wawasan dan
pengetahuan tentang bahasa pleonasme kepada pembaca dan kepada
masyarakat .

1.3.2 Tujuan khusus

Secara khusus makalah memberikan pengetahuan dan wawasan
didalam bahasa indonesia agar dapat :

1.3.2.1 Memenuhi tugas dari mata kuliah bahasa indonesia .
1.3.2.2 Mendeskripsikan jenis-jenis gejala bahasa yang dipakai
didalam harian bali post.
1.3.2.3 Mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
penggunaan bahasa pleonasme

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian yang dibuat ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoritis maupun praktis . Manfaat tersebut maksudnya :

1.4.1 Manfaat teoritis

secasa teoritis hasil penelitian bermanfaat dalam rangka
menambah wawasan didalam menggunakan bahasa indonesia yang bail
dan benar dalam pemakaian gejala bahasa pleonasme dalam
bahasa sehari-hari

1.4.2 Manfaat praktis

sedangkan manfaat secara praktis dapat dimanfaatkan sebagai
acuan dan bahan perbandingan didalam mempelajari bahasa
indonesia . Makrudnya perbandingan yang kurang tepat dan yang
benar .

1.5 Ruang lingkup

Ruang lingkup makalah ini meliputi subjek penelitian dan objek
penelitian , secara rinci akan dipaparkan di bawah ini :

1.5.1 Subjek penelitian

Di dalam pembuatan makalah ini subjeknya atau bisa dikatakan
sumbernya berdasarkan harian bali post

1.5.2 Objek penelitian

Objek penelitian meliputi semua gejala bahasa khususnya bahasa pleonasme

1.6 Hipotesis

Dugaan sementara hasil penelitian tidak mungkin ada kesalahan
dan penggunaan bahasa yang ada di harian bali post yang
dikatakan harian terbaik di bali

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian gejala bahasa pleonarpme

Kata pleonasme berasal dari bahasa latin yaitu ”pleonasmus”
yang artinya kata yang berlebihan. Sebenarnya kata ini
memperlihatkan pemakaian kata yang berlebihan sebenarnya tidak
diperlukan.

2.2 Jenis jenis atau macam pleonasme

Didalam bahasa indonesia ada 3 (tiga) jenis bahasa pleonasme yaitu :

1. Dua kata atau lebih yang sama maknanya dipakai sekaligus
dalam suatu ungkapan ( bersinonim ,maksudnya mempunyai makna
dasar yang sama tetapi konotasinya berbeda ) .
contoh :
1. Kata agar supaya
Dalam kalimat : saya belajar dengan rajin agar supaya lulus.
Dalam kata itu sebenarnya cukup menulis salah satunya ,
keduanya memiliki makna yang sama karena kata itu juga
bersinonim .
2. Contoh lainnya :
-mulai sejak
-demi untuk
-pada zaman dahulu kala
-saling pukul-memukul

2 . Dalam sebuah ungkapan terdiri atas dua kata .

Kita pindah sekarang ke gejala bahasa pleonasme jenis yang
kedua, yaitu penggunaan kata kedua yang tidak diperlukan lagi
karena makna yang terkandung oleh kata itu sudah terkandung
dalam kata yang pertama . Sering orang mengucapkan turun ke
bawah , naik keatas tampil kedepan , maju kedepan ,mundur
kebelakang dan seterusnya . Ungkapan seperti itu sudah dianggap
sebagai gaya bahasa walaupun sebenarnya kalau dipikirkan
penggunaan kata kedua itu tidak perlu digunakan lagi . Sudah
jelas kalau orang turun selalu ke bawah ,

Orang mundur selalu kebelakang ,orang maju selalu kedepan ,dan
orang naik selalu keatas . Oleh karena itu , kata kebawah
,kebelakang , keatas, kedepan, sebenarnya tidak perlu dipergunakan
lagi .
contoh lainnya :
– menengadah keatas
– menundukkan kepala
– melihat dengan mata kepala sendisi
– kambuh kembali atau pulih kembali
– namun demikian
3. Gejala bahasa pleonasme jenis ketiga ( dinyatakan dalam
ungkapan terjadi penjamakan atau gramatikal ). Misalnya dikatakan
:

a . Dalam perjalanan keluar negeri itu presiden kunjungi
beberapa negara sahabat.
b . Para tamu-tamu berdiri ketika upacara dimulai.

Perhatikan ungkapan beberapa negarap-negara dalam kalimat
pertama tidak sesuai dengan kaimah bahasa indonesia . Dalam
bahasa indonesia tidak terdapat gejala “concord” yaitu
penyesuaian seperti dalam bahasa inggris dan belanda . Bila
kata bilangannya satu , kata bendanya pun berbentuk tunggal;
bila kata bilangannya dua atau lebih, maka kata bendanya pun
berbentuk jamak .

Perhatikan bentuk para tamu-tamu dalam kalimat ke dua . Kata
para mengacu pada pengertian jamak ,perulangan kata benda
tamu-tamu juga menunjukkan pengertian jamak. Jadi ,pengertian
jamak dinyatakan dua kali. Berlebih-lebihan , bukan ? Oleh karena
itu ,cukup bila dikatakan para tamu, atau dengan bentuk
perulangan tamu-tamu.

Contoh lainnya :

– Dipamerkan 200 buah lukisan-lukisan
– Banyak gedung-gedung
– Semua penjahat-penjahat

2.3 Faktor faktor yang menyebabkan gejala bahasa pleonasme

Ada beberapa hal yang menyebabkan orang memakai kata-kata yang
berlebihan atau bahasa pleonasme ,antara lain :

2.3.1. Seseorang atau masyarakat sudah terlalu biasa membacanya
atau menggunakannya ,tidak terasa lagi bahwa ungkapan itu
mengandung pernyataan yang berlebihan .

2.3.2 Digunakannya bahasa daerah misalnya dialek manado a

2.3.3 Masuknya pengaruh bahasa asing misalnya gejala “concord”
yaitu persesuaian contohnya lima orang anak-anak ,di dalam
pemakaian bahasa indonesia cukup disebut “lima anak”.

2.3.4. Keinginan seseorang menegaskan kata dengan tujuan agar
menarik dan menegaskan kalimat.

BAB III HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang saya dapatkan adalah sebagai berikut :

3.1. Jenis-jenis gejala bahasa plleonasme yang ada di dalam
harian bali post

a. Namun justru ;
dari kalimat : di satu sisi peradaban harus digerakkan maju
dan makin canggih , namun justru menghadirkan dampak kerusakan
alam semesta yang berdampak pada kehidupan .

b . Kini tengah ;
dalam kalimat : wahyuni belum bisa melatih tim silat pon
bali ,yang kini tengah menjalani pelatda di padepokan batu
mekaem.

analisis :

1. Lihat data : pada data pertama terdapat penggunaan kata
namun dan justru . Kata yang kedua sebenarnya tidak diperlukan
lagi karena artinya sudah terkandung pada kata atau unsur
namun .

2. Pada data yang kedua terdapat penggunaan kata kini dan
tengah. Sebenarnya kata tengah tidak usah digunakan lagi karena
sudah terkandung pada kata kini .

3.2. Faktor-faktor pemakaian bahasa tidak mengetahui perbedaan bahasa yang baik dan benar dalam harian bali post

Ada beberapa faktor penybabnya antara lain :

1. Kesalahan wartawan dalam menulis berita .
2. Ketidak hatian editor mengubah tulisan .
3. Memperindah kata-kata agar ceritanya menarik untuk dibaca.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jadi berdasarkan hasil penelitian dugaan mengenai dugaan
sementara saya yang ada di bab ! ,di hipotesis salah ,ternyata
masih ditemukan kerancuan dan kata yang berlebihan..

4.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas disampaikan kepada pihak
terkait didalam penulisan harian bali post sebagai berikut :

1. Kepada semua wartawan agar sebelum memberikan editor t
ulislah cerita yang benar didalam penggunaan kata-kata, kalimat .
2 . Kepada para editor agar berhati-hati memilih dan menyunting
berita yang diberikan oleh wartawan .

Daftar Pustaka

Subaker , Wayan . 2008 . Materi Pokok Bahasa Indonesia . Tabanan :
Ikip Saraswati Tabanan

Hadiah untuk para pengunjung karena telah membuka blog ini maka akan saya berikan alamat website yang dikunjungi paling banyak dan mungkin sangat berguna, klik nomor disamping1 2

2 Tanggapan to “Gejala Bahasa Pleonasme”

  1. Denny Asmara Says:

    Secara tata bahasa sudah baik, namun ada yang kurang diperhatikan oleh penulis yaitu: tanda baca! Banyak penempatan titik dan koma yang tidak berada pada tempatnya.

  2. latifa Says:

    Teori Jenis dan macam pleonasme, sumber bukunya apa? Karena melihat di blog lain, ada yang teori nya sama tapi daftar pustakanya berbeda… Terimakasih


Tinggalkan Balasan ke Denny Asmara Batalkan balasan